Kamis, 06 Oktober 2011

-Pak Polisi Lucu-

Cerita ini adalah cerita nyata yang dialami sendiri oleh Bapak kandung saya saat mengerjakan proyek di Madiun, Jawa Timur.
Minggu, 25 September 2011 yang lalu Pak Tri, teman sekaligus bos dari Bapak, ingin mengikuti ibadat di salah satu Gereja Kristen di Madiun (kurang tahu nama gereja itu apa). Namun karena baru sekitar 2 minggu ada di kota itu, Pak Tri datang terlambat sehingga pintu utama gereja sudah ditutup. Pak Tri wara-wiri mencari pintu masuk lain. Seorang Polisi mencurigai gerak-gerik Pak Tri karena beliau naik mobil berplat nomor Cirebon. Maklum, pada siang harinya sempat terjadi letusan bom di GBIS Kepunton Solo yang pelakunya diidentifikasi berasal dari jaringan teroris di Cirebon. Keesokan harinya, Bapak dan Pak Tri diciduk secara paksa oleh Pak Polisi dan diinterogasi di Kantor Kepolisian di daerah itu karena mereka berdua diduga termasuk komplotan teroris. Pak Polisi tidak percaya dengan semua keterangan yang dilontarkan oleh Bapak dan Pak Tri. (Yaah, soalnya Bapak juga gak bawa surat-surat yang bisa membuktikan kalau Bapak bukan teroris siih). Pak Tri pun menelepon jajaran Polda Jakarta yang notabene adalah teman Pak Tri. Kapolda Jakarta itu lalu menelepon Kapolsek Madiun bahwa Pak Tri dan Bapak ada di Madiun untuk kepentingan mengerjakan proyek bangunan dan bukanlah anggota jaringan teroris.
Akhirnya Pak Polisi itu ditegur habis-habisan oleh Kapolseknya..
Bapak dan Pak Tri pun diberi secangkir teh dan Pak Polisi itu minta maaf.
Bagi yang tidak percaya kebenaran cerita ini, Anda bisa membaca di koran Radar Madiun edisi Selasa, 27 September 2011.
Semoga kisah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. J